6 Cara Untuk Upload Website – Upload website adalah salah satu langkah yang harus dilakukan user jika ingin mengonlinekan situs mereka di internet. Di tutorial ini, kami akan menjelaskan cara upload website dengan menggunakan tools yang sudah familiar dan digunakan banyak orang.
Sebelum membaca tutorial cara mengupload website lebih lanjut, Anda harus melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Masuk ke control panel akun hosting Anda.
- File website (biasanya dalam format arsip .zip atau .tar.gz) dan database (jika digunakan).
- Aplikasi FTP, seperti FileZilla, dan informasi login FTP (opsional).
Daftar Isi
Daftar Isi
6 Cara Untuk Upload Website
Walau kelihatannya cukup teknis, tapi sebetulnya penerapannya cukup sederhana lho. Penasaran kan dengan penjelasan detailnya? Yuk simak panduan cara hosting website ini sampai selesai!
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda lakukan untuk mengupload website Anda ke hosting:
Langkah 1: Pilih web hosting yang andal dan tepercaya
Membuat website bukanlah hal yang mudah. Karena itulah, hal paling pertama yang harus dilakukan yaitu memilih web hosting yang tepat dan berkualitas serta memiliki semua fitur unggulan untuk mulai membuat dan mengonlinekan situs Anda. Baik dari sisi kecepatan, keamanan dan pilihan sumber daya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Ada beberapa hal penting yang tidak boleh Anda abaikan saat memilih web hosting:
- Live support. Pasti Anda pernah merasa kesal saat tak ada seorang pun yang datang dan membantu Anda. Apalagi jika terbelit masalah, otomatis Anda merasa marah dan sebal. Begitu pula dengan yang terjadi pada web hosting. Jika suatu provider hosting tidak menawarkan fitur live chat atau bantuan via telepon, maka Anda akan merasa kesulitan dan kebingungan dari waktu ke waktu.
- Memiliki kontrol terhadap akun web hosting Anda. Semakin terbatasnya Anda dalam mengontrol dan mengelola akun, maka semakin besar pula kesempatan Anda untuk mendapatkan masalah ketika website berhasil dionlinekan. Salah satu contohnya adalah WordPress.com vs WordPress.org (versi self-hosted).
- Space untuk mengembangkan proyek online Anda. Sebagian besar website yang sudah memiliki banyak traffic melalui proses yang sangat panjang sebelum seberhasil sekarang. Sebelum memakai jasa web hosting tertentu, pastikan provider tersebut memiliki fitur yang dapat diskalakan jikalau suatu saat website Anda membutuhkan lebih banyak ruang dan powder (misalnya, virtual private server atau cloud hosting).
- Jaminan uang kembali. Tidak ada seorang pun yang suka berinvestasi kalau hasilnya hanya membawa kerugian. Jadi, Anda harus mengecek dan memahami kebijakan pengembalian uang yang dimiliki suatu provider. Jaminan pengembalian duit memungkinkan Anda untuk mengetes web hosting terlebih dulu sebelum akhirnya membeli dan menggunakannya.
- Penawaran tambahan yang lebih baik. Siapa yang tidak suka dengan berbagai penawaran terbaik? Misalnya, di layanan kami, ada registrasi gratis domain jika Anda membeli paket web hosting dengan durasi tahunan (bahkan paket hosting Bisnis menawarkan SSL gratis seumur hidup!). Singkatnya, carilah layanan yang menawarkan sejumlah keunggulan dari satu paket.
Sebagai perusahaan yang sudah lama berkecimpung di dunia web hosting, kami memberikan semua yang Anda inginkan!
Langkah 2: Pilih cara upload website
Langkah berikutnya adalah memilih tool yang tepat untuk mengonlinekan website. Berikut empat tool yang paling banyak digunakan untuk mengupload situs:
File Manager
File manager merupakan tool yang terdapat pada cpanel untuk pengelolaan file, seperti membuat, mengedit, membuka, memindahkan, dan menghapus file.
Tool berbasis browser ini memiliki semua fitur unggulan untuk mengelola file dan direktori Anda. Jika memilih Hostinger, Anda akan mendapatkan akses ke tool ini!
Hanya saja, tool ini memiliki satu kekurangan, yaitu batasan upload. Jika ukuran backup website lebih besar dari 256MB, sebaiknya gunakan FTP.
File Transfer Protocol (FTP)
FTP atau File Transfer Protocol adalah tool yang bisa Anda gunakan untuk upload website ke hosting. Berbeda dengan File manager. Ada beberapa FTP populer yang bisa Anda gunakan, seperti Filezilla, SmartFTP, CoreFTP, atau FTP client.
Karena setiap web hosting dilengkapi dengan FTP secara default, maka Anda dapat menggunakannya untuk mengonfigurasikan aplikasi FTP (contohnya, FileZilla). Semua informasi yang dibutuhkan untuk upload website disimpan di dalam FTP Accounts yang berada di bawah Files.
Tidak ada batasan jika ingin mengupload website menggunakan FTP. Hal ini berarti Anda bisa mengimpor arsip backup berapa pun ukurannya.
Importer website otomatis
Di Hostinger, ada fitur yang disebut Import Website. Fitur ini bisa digunakan untuk mengekstrak arsip website hingga 256MB secara langsung ke direktori public_html.
Plugin migrasi WordPress
Jika Anda menggunakan WordPress, maka ada beberapa cara untuk memindahkan website. Salah satu cara termudah adalah dengan menggunakan plugin (misalnya All in One WP Migration), yang akan melakukan pemindahan situs.
Sayangnya, kelemahan plugin terletak pada batasan ukuran arsip website yang bisa diunggah, yakni 256MB. Sebenarnya, kelemahan ini bisa diaasi dengan membeli versi premiumnya.
Apabila ukuran file website lebih besar dari 256MB, maka opsi terbaik adalah dengan menggunakan FTP. Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca artikel tentang migrasi WordPress.
Langkah 3: Upload dan ekstrak arsip website
Mari kita mulai dari File Manager Hostinger – tool yang kami buat untuk memudahkan pekerjaan para webmaster. Buka File Manager dan pilih ikon Upload Files yang ada di menu kanan atas.
Setelah itu, pilih arsip website yang tersimpan di komputer dan impor ke server kami.
Gunakan fitur Extract yang ada di menu bagian atas untuk decompress arsip website Anda.
Langkah selanjutnya adalah memastikan semua file tersimpan di folder yang benar dan tepat.
Jika ingin menggunakan FTP dengan FileZilla untuk mengupload website, maka ekstrak arsip website terlebih dulu di komputer (karena aplikasi FTP tidak memiliki fitur ekstrak).
Dengan mengekstrak file website terlebih dulu, Anda dapat mentransfer semua file secara langsung ke public_html tanpa perlu melakukan hal-hal lain. Kalau tidak, Anda harus membuat koneksi via SSH dan mengekstrak arsipnya secara manual.
Langkah 4: Pastikan semua file tersimpan di public_html
Di tahap ini, Anda harus memastikan bahwa semua file tersimpan di direktori root domain, yang adalah public_html atau document root.
Terkadang, muncul direktori tambahan ketika Anda mengekstrak backup website. Alih-alih example.com, file website Anda terbuka di example.com/sesuatu.
Anda bisa menggunakan File Manager atau FTP untuk memindahkan website dari subfolder ke domain utama. Langkah-langkahnya seperti di bawah ini:
- Buka direktori di mana file Anda tersimpan.
- Pilih semua file, lalu klik kanan, kemudian pilih opsi Move.
- Atur destinasi ke public_html dan lakukan proses sampai selesai.
Langkah 5: Mengimpor database MySQL
Apabila website punya database, maka Anda juga harus menguploadnya. Salah satu contohnya adalah WordPress.
Ubah dan sesuaikan data berikut dengan data database Anda:
- db_name: (nama database MySQL)
- db_user: (username database MySQL)
- db_password: (password user MySQL)
Namun, jika website tidak memiliki database MySQL, maka Anda tidak perlu membaca bagian ini.
Berikut langkah-langkah untuk mengimpor database:
- Buat database dan user MySQL baru.
- Buka database yang baru saja dibuat melalui phpMyAdmin.
- Gunakan fitur Import untuk upload file backup.
- Update informasi koneksi database MySQ (misalnya, nama database, host, user, password) yang ada di dalam file konfigurasi.
Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca tutorial kami yang berjudul cara merestore database dengan menggunakan phpMyAdmin.
Langkah 6: Mengecek apakah website berhasil online atau tidak
Setelah semua file website berhasil diupload, maka langkah berikutnya yang perlu dilakukan yaitu mengecek situsnya apakah bisa online atau tidak. Jika domain telah diarahkan ke Hostinger, maka yang harus Anda lakukan hanyalah membuka domain tersebut melalui browser.
Satu hal yang perlu diingat, apabila domain baru saja diarahkan ke server kami, maka Anda harus menunggu hingga 24 jam agar DNS dapat sepenuhnya dipropagasi.
Akan tetapi, apabila domain diarahkan ke provider lain, maka ada beberapa cara untuk mengecek apakah situs dan domain bisa diakses atau tidak :
- Dengan menggunakan file host. Ada file khusus di komputer yang bisa diatur agar bisa meniru perubahan DNS (jika Anda menggunakan MacOS, silakan baca tutorial ini).
- Mengecek ketersediaan tool online. Di internet, ada banyak sekali tool online! Di samping itu, tool online juga bisa digunakan. Cukup paste nama domain dan tool akan melakukan tugasnya.
- Menggunakan plugin browser. Jika Anda setup ekstensi, seperti Virtual Hosts, maka ekstensi tersebut bisa digunakan untuk mengecek perubahan DNS. Dalam hal ini, Anda hanya butuh nama domain dan alamat IP dari akun Anda (A record).
Silakan akses nama domain Anda melalui browser. Nah, pada contoh tutorial ini hasilnya Anda akan melihat halaman instalasi default WordPress. Artinya, proses upload website telah berhasil.
Nah itulah diatas 6 Cara Untuk Upload Website yang dapat kamu pahami terlebih dahulu sebelum kamu mencobanya. Cukup mudah, bukan? Pastikan Anda melakukannya dengan benar mulai dari pembuatan database hingga penempatan file pada direktori public_html.
Jangan lupa untuk menggunakan cara upload website ke hosting sesuai dengan kebutuhan website Anda. Bisa menggunakan File Manager sebagai cara termudah. Atau bisa dengan FTP Client jika file website Anda cukup besar. Yang tak kalah penting, pilihlah layanan hosting yang berkualitas, terutama dari segi kecepatan dan keamanannya seperti Niagahoster.
Bagaimana? Apa kalian ingin membuat aplikasi milik sendiri? Tentunya saat ini kalian bisa dengan mudah membuat aplikasi dengan langsung menghubungi ke nomor 0812-8779-4646 agar kalian bisa langsung konsultasi untuk pembuatan aplikasi.