6 Kesalahan Fatal Yang Membuat Facebook Ads Boncos – Facebook Ads memang kini sedang menjadi ‘mainan’ terfavorit para blogger dan juga pelaku e-commerce. Dengan berbagai opsi tayang iklan yang dimilikinya, para marketer dapat fleksibel menentukan jenis iklan yang sesuai dengan tujuan mereka. Selain itu, beriklan di Facebook memang dikenal sangat powerful dan efisien, mengingat Facebook memiliki ratusan juta user aktif yang mengakses social media ini hampir setiap jam per hari.
Daftar Isi
Daftar Isi
6 Kesalahan Fatal Yang Membuat Facebook Ads Boncos
Di dalam beriklan, bukan hanya budget dan tujuan iklan saja yang terpenting. Para marketer juga harus memperhatikan efektifitasnya dan menghindari kesalahan beriklan. Di tahap awal, mungkin saja membuat beberapa kesalahan tidak masalah karena ini membuat kita memiliki analisa untuk menciptakan iklan yang lebih baik lagi. Tetapi, jenis kesalahan yang sama sebaiknya jangan diteruskan agar kita bisa membuat iklan kita mempunyai performa yang lebih baik dan yang paling penting adalah on target.
1. Menargetkan yang Bukan Fans
Khususnya di negara kita, jumlah likes yang banyak memang masih dinilai sangat penting demi brand awareness. Tidak sedikit marketer yang mati- matian menyarankan agar punya fans banyak dulu, tertarget atau tidak itu tidak penting. Well, bukan kah kalau dipikir- pikir ini sama saja dengan buang- buang budget beriklan Anda? Bukankah tujuan Anda dari awal beriklan adalah untuk mendapatkan fans tertarget? Kalau yang penting jumlah likes nya banyak, tidak penting tertarget atau tidak, mengapa tidak membeli jasa like facebook saja? Lebih murah, bukan?
Kalau tujuan iklan Anda adalah untuk content publishing atau mengarahkan fans untuk situs online Anda, mungkin ini tidak terlalu masalah. Namun jika tujuan Anda adalah meng-konversi fans menjadi calon pembeli potensial untuk toko online Anda, maka fans tertarget adalah harga mati. Bayangkan jika produk Anda yang berupa sparepart motor justru banyak muncul di beranda ibu- ibu yang gemar memasak? Atau sering juga Anda melihat iklan liburan honeymoon, padahal jomblo dan masih berusia 18 tahun? Kira- kira berapa banyak konversinya? Untung atau rugi?
Jadi, statistik jumlah klik akan menjadi percuma jika klik tersebut tidak berasal dari fans yang tertarget. Ayo kita tingkatkan lagi setting audiens kita agar lebih tepat sasaran, baik dari segi usia, gender maupun interest.
2. Menciptakan Banyak Iklan Sejenis
Mungkin saja Anda berpikir semakin banyak konten untuk diiklankan maka konversi akan semakin besar dan produk kita akan semakin laris manis. Hal ini dapat saja terjadi, tetapi tidak efektif. Nyatanya, kesuksesan performa iklan bukan dilihat dari jumlah iklan yang disetting, melainkan seberapa efektif konten tersebut dalam menjangkau target market yang tepat sasaran.
Fitur ‘Boost Post’ dalam Facebook Ads memang cukup menggoda untuk digunakan. Sebagai publisher dan pelaku ecommerce, fitur ini terlihat seperti umpan untuk para pengiklan agar mereka membuka lebih banyak kampanye iklan. Apabila Anda tidak teliti dan bijak, biaya iklan Anda dapat membengkak tanpa disadari.
Study Case, Saya pernah testing dua iklan untuk satu campaign yang sama. Dan hasilnya tidak terlalu bagus. Salah satu iklan biayanya jadi lebih mahal dan satu iklan biayanya standar. Setelah beberapa saat iklan yang biayanya agak mahal ini Saya hentikan sehingga tinggal satu saja yang running. Di bulan selanjutnya, untuk jenis iklan yang sama, Saya hanya menggunakan satu iklan untuk satu campaign ( lihat iklan pertama dan kedua, performanya lebih unggul dengan satu ads saja ). Dan hasilnya lebih efektif, lebih tertarget dan biayanya lebih murah –catatan: niche iklan ini adalah Coaching dengan jenis kampanye ‘Page Likes’.
3. Interest yang Terlalu Melebar dan Jangkauan Lokasi yang Terlalu Luas
Ada beberapa ecommerce yang setting iklannya menjangkau seluruh Indonesia padahal produk yang dijual sangat ‘pasaran’ dan hampir setiap wilayah memiliki beberapa reseller dari brand/ produk yang sama. Dari kaca mata audiens, mereka mungkin berpikir ‘yah, ini lagi… kita sih udah tau’.
Atau ada juga iklan lowongan pekerjaan yang mencari pekerja untuk kota Surabaya atau iklan seminar udi wilayah Medan tapi iklannya bisa dilihat oleh orang se-Indonesia. Memang benar di statistic performa terlihat iklan menjangkau lebih banyak orang, tapi konverinya? Lagi- lagi mengingatkan Anda pada point no. 1 kan? Jika produk/ jasa yang ingin Anda pasarkan memiliki kecenderungan seperti ini, maka lebih baik untuk menargetkan wilayah yang lebih kecil, seperti 1-2 kota saja, satu grup wilayah seperti Jabodetabek atau satu provinsi.
Sama halnya dengan interest, buatlah seefektif mungkin dan jangan terlalu melebar kemana- mana. Melebar sedikit boleh asalkan masih sejalan dan menjangkau audiens yang sama, tapi jika terlalu melebar, maka efektifitasnya berkurang. Semakin baik iklan Anda menjangkau audiens tertarget, maka biayanya akan semakin murah dan performanya semakin baik.
4. Konten Iklan Terlalu Kaku
Baik di Facebook Ads atau pun periklanan lainnya, pasti semuanya membutuhkan yang namanya ilmu Copywriting dan itu wajib untuk Anda ketahui jika ingin beriklan, Copywriting tidak boleh diabaikan. Anda tidak harus copywriting yang terlalu mahir sebenarnya, tapi setidaknya berikanlah sebuah sentuhan khusus di konten iklan Anda agar tidak terlalu kaku dan terlihat kurang menarik. Oleh karena itu, kita mesti pintar dalam merangkai kata yang menjual. Jangan sampai kita memakai gaya bahasa yang terlalu baku untuk produk sebenarnya ditujukan untuk para remaja.
Iklan ini terlalu to the point dan tidak bicara banyak pada audiens. Budget Facebook Ads yang besar dan audiens yang tepat bisa menyelamatkan iklan ini, tapi dengan memberikan konten yang lebih baik, maka Anda akan mendapatkan interaksi yang lebih baik. Buatlah konten yang membuat audiens merasa seolah- olah sedang berbicara dengan Anda.
5. Konten Iklan yang Terlalu Memaksa
Point ini mempunyai kaitan erat dengan no. 4. Tetapi disini, iklan ini terkesan paling benar dan paling pintar, memberi tahu audiens bahwa jika tidak mengikuti ‘program’ ini atau menyukai ‘produk’ ini maka akan rugi besar atau lebih kasarnya lagi juga ikut membodoh- bodohkan. Adakah iklan seperti ini? Adaaa, dan seringkali si pengiklan tidak menyadari bahwa iklannya membuat audiens justru menjadi apatis dan sinis terhadap produk yang kita promosikan.
Buatlah konten iklan Facebook Ads yang lebih edukatif dan soft untuk menarik perhatian audiens, sekaligus membuat mereka merasa jatuh hati dengan produk Anda. Khususnya jika produk Anda harganya tidak murah atau Anda membutuhkan mereka untuk join dengan program Anda, pastikan Anda mengutamakan sisi humanis sebagai langkah pendekatan.
6. Tidak Tes Gambar
Untuk mendapatkan performa iklan terbaik, ingatlah selalu untuk mengetes gambar Anda. Buatlah beberapa gambar berukuran 1200×444 px untuk campaign ‘Page Likes’ Facebook Ads atau gambar square untuk materi tipe ads ‘Boost Post’. Dengan membuat beberapa gambar, Anda dapat membandingkan beberapa gambar tersebut dan memilih satu atau lebih yang paling menarik sebagai campaign iklan Anda. Semakin menarik gambar Anda, iklan Anda berpotensi untuk tampil lebih baik lagi.
Jangan lupa juga peraturan penting Facebook, jumlah teks tidak boleh lebih dari 20% hitungan pixel. Pastikan Anda bijaksana dalam menggunakan teks tersebut dan tidak menyalahi aturan Facebook ini.
Jika text dalam gambar Anda tepat 20% atau kurang, maka aman untuk seterusnya. Namun jika gambar Anda mengandung lebih dari 20% teks, maka alamat bahwa Facebook Ads Anda akan di suspend sewaktu- waktu meskipun pada awalnya sempat diluluskan. Jika gambar Anda tidak mengandung teks sama sekali atau yakin teks nya hanya secuil, maka Anda boleh melewatkan alat testing gambar ini.
Nah, inilah 6 Kesalahan Fatal Yang Membuat Facebook Ads Boncos. Sudah siapkah Anda untuk menggunakan Facebook Ads lebih baik lagi? Silahkan mencoba
Bagaimana? Apa kalian ingin membuat aplikasi milik sendiri? Tentunya saat ini kalian bisa dengan mudah membuat aplikasi dengan langsung menghubungi ke nomor 0812-8779-4646 agar kalian bisa langsung konsultasi untuk pembuatan aplikasi.